Hari itu, selasa 8 Desember 2015
adalah hari terakhir dalam pertemuan mata kuliah yang SKS-nya paling banyak
dibandingkan mata kuliah lain, Metodologi Studi Islam (MSI). Pada pertemuan
terakhir itu, dosen menutup perkuliahan dengan sebuah game kekompakan.
Kala itu dibuatlah dua kelompok yang
masing – masing akan membuat sebuah jembatan penyeberangan. Alat yang
disediakan berupa gunting, selotip, bangku kuliah, dan bambu yang sudah dibuat
tipis seperti lidi sebagai inti dari jembatan.
Dalam permainan ini, dua kelompok
saling bersaing untuk membuat jembatan terbaik, yaitu jembatan yang kokoh dan
indah serta mampu menahan beban yang akan ditahan oleh jembatan. Benda itu
adalah beras seberat satu kilogram.
Hingga setengah jam berlalu, akhirnya
salah satu kelompok menyelesaikan pembuatan jembatan lebih dulu, bukan
kelompokku tapi kelompok lawan yang diketuai temanku Afif. Tak jauh setelahnya,
10 menit kemudian kelompokku juga menyelesaikan pembuatan jembatan itu.
Saat semua telah selesai, tiba
waktunya untuk melakukan test pada jembatan, diletakkan beban itu pada jembatan
kelompok Afif lalu kemudian di jembatan kelompokku. Ternyata semua jembatan
kokoh dalam menahan beban beras satu kilogram itu.
Namun sayang, kelompokku tidak
memahami aturan main dengan detil, berbeda dengan kelompok Afif yang sesuai
aturan. jembatan yang kami buat melewati garis batas yang sudah ditentukan dan
antara kedua bangku penyangga tidak lurus alias mencong. Wajar saja, dalam pembuatannya
kami antar kelompok saling beradu mulut mengatakan “Jembatan kami yang paling hebat” sampai – sampai lupa dengan aturan.
Sungguh penutupan kuliah yang seru
sekaligus menyenangkan, kami tidak dibuat stress dengan belajar, tapi kami
dibuat enjoy dan rileks dalam permainan.
***
Satu semester dalam sebuah pertemuan
jelas selalu memberikan banyak pesan dan kesan, baik negatif maupun positif.
Pada hari itu, seusai bermain game dosen menyampiakan kalimat penutupan
perkuliahan MSI. Setelahnya, beberapa mahasiswa diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pesan dan kesan dalam belajar MSI selama satu semester.
Namun, tidak semua mahasiswa memiliki
keberanian dalam mengungkapkan. Karena itu, hanya sedikit yang berani
menyampaikan pesan dan kesannya. Pada akhirnya aku mengumpulkan berbagai pesan
dan kesan serta apa yang mereka dapatkan selama satu semester belajar.
Teruntuk Bpk. Dedi Wahyudi Dosen Pengampu MSI kami.
Iis Wulandari, Pak Dedi itu dosen
yang amazing gak ada yang bisa nyamain cara metode mengajarannya gak boring
tapi serius dari metode pengajaran pak Dedi dari yang gak ngerti footnote, bikin
artikel, jadi bisa pokoknya banyak yang didapet dari pak Dedi. Terimakasih buat
semua pak Dedi.
Purmai Sari, Terimakasih atas ilmu yang sudah bapak
berikan, awalnya menurut saya mata kuliah MSI adalah mata kuliah yang
menakutkan, tapi lama kelamaan mata kuliah ini adalah mata kuliah yang
memberikan banyak informasi dan pengetahuan serta ilmu, motivasi dan mata
kuliah yang menyenangkan sebab setiap pertemuan metodenya berbeda-beda. Awalnya
saya kaget waktu bapak pertama kali memberikan tugas dalam wktu satu minggu, tidak
boleh copypaste, bingung dan gak tau cara ngerjakannya seperti apa, sebab saya
sekolah dan belajar itu 5th yang lalu, jadi saya bingung caranya akhirnya
materi hanya ngmbil dari internet, itu saja minta tolong sama teman untuk
ngajarin ngambil materi itu dari internet, dan ternyata bapak tau kalok saya
copy paste, lalu bapak bilang "purmai sari kalau kamu tidak revisi kamu bapak
kasih nilai E" dari situ saya takut kalok gak lulus MK bapak, setelah itu
saya berusaha memperbaikinya,dan semua tugas yang bapak berikan berusaha di
kerjakan, mudah – mudahan nilai akhirnya sangat baik dan memuaskan. Sekali lagi
terima kasih atas semua ilmu yang bapak berikan.
Aziza Thurrohma, Menurut saya awalnya bapak Dedi kurang
enak, tugas numpuk mana selama ini kita belum perah mendapatkan tugas yang
sesulit ini. Menurut saya awalnya saya tidak menyukai bapak Dedi, tetapi dulu
sewaktu SMA saya memiliki guru seperti bapak Dedi, sebenarnya bapak Dedi
mengajarkan kita untuk menjadi diri kita, dan kita bisa melakukan tugas itu,
dan saya tadinya tidak terlalu mempermasalahkan soal email, Gmail ataupun yang
lainnya saya hanya mengerti soal media sosial saja setelah di ajarkan pak Dedi
saya merasa bahwa gmail ataupun email itu juga penting dan menurut saya pak
Dedi itu seseorang yang baik, mengerti murid tetapi terkadang galak hehehe.
Terimakasih.
Khana Istiana, Buat pak Dedi terimakasih banyak
karena selama belajar MSI banyak sekali yang saya dapatkan, dari bagaimana
membuat makalah, artikel sehingga sekarang menjadi bisa untuk membuat makalah
dan artikel. Mudah – mudahan selalu bermanfaat. Aamiin.
Laili Yeni Triana, Pertama masuk kuliah ketemu dosen yang
namanya bapak Dedi Wahyudi, dikasih tugas buat makalah dalam satu minggu dengan
ketentuan – ketentuan yang sama sekali saya gak mudeng waktu itu, pikir saya “ampun deh dosen satu ini”,
setelah dijalani pertemuan – pertemuan selanjutnya ternyata dalam perkuliahan
beliau itu menyenangkan, selalu ada metode – metode baru yang di pakai, sampai
pada akhirnya diajarkan membuat artikel untuk mengirim ke redaksi, bapak itu
termasuk salah satu motivator saya, pak Dedi mengusahakan anak didiknya untuk
yang tadinya belum bisa menjadi bisa dengan 1001 cara yang bapak punya, dengan
segala metode yang bapak pakai membuat terbukanya cakrawala pengetahuan kami.
Terimakasih.
Nur Cahyono, Pak Dedi itu pertamanya dosen yang
biasa – biasa saja menurutku, tapi lama kelamaan aku belajar sama pak Dedi
ternyata pak Dedi itu dosen yang luar biasa. Good deh buat pak Dedi.
Muhammad Afif Rifai, Pak Dedi awalnya
dosen yang menyebalkan tapi pertemuan demi pertemuan aku mulai memahami
bahwasannya pak Dedi sangat menyenangkan dan membanggakan, dosen yang paling
aku suka ya pak Dedi hehe.
Fitaqi Almada, Pertama ketemu pak Dedi saya berpikir
dosen yang menakutkan, tapi setelah belajar dengan beliau satu semester, wow
saya menemukan tujuan hidup saya, yaitu “Sukses
dunia sudah pasti, tapi sukses akhirat yang kunanti”
Eli Maryana, Saya mendapatkan
banyak hal dari pelajaran pak Dedi, dari cara buat makalah dengan benar,
artikel dan menggunakan komputer/laptop yang baik dan benar sehingga membuka
wawasan dan imajinasi mahasiswa. Semoga ilmunya bermanfaat terus ya pak.
Terimakasih pak Dedi.
Adesia Afriana, Pertama belajar dengan pak Dedi saya
merasa bahwa pak Dedi adalah dosen yang sulit, karena memberi tugas yang
menurut saya itu sulit, tetapi dengan beliau memberi tugas seperti itu saya
mendapatkan banyak hal yang belum pernah saya ketahui. Selama satu semester
diajar oleh pak Dedi dengan menggunakan metode belajar yang berbeda-beda itu
tidak membuat saya bosan, dimulai dari presentasi didepan kelas sampai dunia
maya. Pak Dedi banyak sekali memberi pengetahuan kepada saya diantaranya bagaimana
itu membuat footnote, artikel yang baik, mengoperasikan laptop dan masih banyak
lagi deh pokoknya. Buat pak Dedi makasih banyak ya atas ilmu yang diberikan
selama satu semester ini, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi
semua. Terimakasih pak Dedi.
Mitha Apriani, Pak Dedi awalnya membuat saya kesal
akan tugas – tugasnya yang ngalir terus setiap hari, memberi tugas yang gak
pernah saya lakuin sebelumnya itu membuat saya kesal dan bingung tapi semakin
lama membuat saya mengerti bahwa dari semua tugas yang diberi beliau itu banyak
ilmu yang sangat berguna dan bermanfaat bagi saya, makasih pak telah memberikan
ilmu yang sangat berguna dan bermanfaat ini bagi kami terutama bagi saya.
Uswatun Hasanah, Pertama aku kenal pak Dedi, jengkel
banget. Sampai pada saat itu aku males banget untuk kuliah gak mau ikut
pelajaran pak Dedi. Sangat takut banget, dalam satu semester ini alhamdulillah
menambah pengalaman, bagiku dosen ini begitu hebat, bisa berbagi ilmu yang
bermanfaat buat aku , bisa belajar serius, buat pak Dedi makasih ya pak atas
ilmu yang sudah diberikan, mudah – mudahan bisa aku amalkan buat anak didikku
nanti. Aamiin.
Miftakhul Janah, Saat pertama masuk mata kuliah ini
dengan langsung diberi tugas membuat makalah tanpa plagiasi. Setelah dikumpul
pak Dedi bilang kalau itu masih plagiasi dan harus direvisi ulang serta diberi
waktu satu minggu, dari situ saya menganggap mata kuliah ini memberatkan
mahasiswanya. Tapi lama kelamaan saya merasa bahwa mata kuliah ini tidak
memberatkan saya karena dengan selalu ada metode – metode baru didalamnya. Jadi
mata kuliah ini lebih menyenangkan. Ada kalimat yang membuat saya termotivasi
dari pak Dedi “kita tidak
boleh menyerah” dan “Saya punya kelemahan dalam
berbicara dan menyampaikan pendapat, tapi saya punya bakat dalam tulisan dan
saya harus mengembangkan itu”. Itulah
kata- kata pak Dedi yang tak terlupakan oleh saya
Frizka Ardiana Lestari, Waktu pertama masuk
mata kuliah MSI radak kaget sih. Baru masuk sudah disuruh buat makalah, tapi
aku maklumi, mungki ini metodenya anak kuliahan. Waktu makalah selesai dan
dikumpul tiba-tiba suru direvisi semua, kan aku jadi kaget dan kesel. Semua
teman – teman juga begitu, tapi aku mulai ada firasat baik sama dosen itu, yah
mungkin dosen itu mengajarkan kebaikan, tidak melakukan plagiat. Setelah
mengikuti mata kuliah ini, metode perkuliahan menyenangkan, selalu ada metode
baru setiap pertemuan jadi gak monoton. Dan di mata kulian ini aku bisa
menjelajah lebih lagi di dunia internet. Jujur ya baru ini aku menjelajah lampost walaupun gak muncul si artikelku
hehe. Tapi aku termotivasi untuk membuat karya tulis. Thanks you.
Jamilatun Nikmah, Sangat menyenangkan ketika belajar
dengan pak Dedi, banyak ilmu baru yang saya terima dari beliau. Semoga
bermanfaat bagi saya untuk kedepannya nanti. Terimakasih pak Dedi.
Khoirul Anam, Pak Dedi adalah dosen yang jitu dalam
cara mengajar nya sehingga orang banyak yang suka dengan cara belajar mengajar
nya. Aku suka cara belajar mengajar nya pak Dedi.
Itulah sebagian
kesan dan pesan dari kelas kami selama satu semester ini, memang sebagian nama
tidak ada dalam tulisan yang panjang seperti diatas, mungkin mereka tidak
menyukai untuk menuliskan, maka dari itu mereka mengungkapkan secara langsung
denganku. Dan aku pun mengutip semua ungkapannya, semua pada intinya sama “Pak Dedi dosen yang awalnya
menjengkelkan dengan tugas yang belum terbiasa oleh kami, namun semakin lama
kami mengetahui kebaikan yang sebenarnya, plagiasi dosa besar dunia akademik,
wajar jika kami disuruh revisi makalah. Metode selama pertemua berbeda – beda.
Belajarnya tidak hanya materi kuliah, tapi dunia maya, internet, foonote,
artikel, email dsb, selalu menyenangkan. Terimakasih atas ilmunya pak”.
Namun, seiring
berjalannya waktu, tak seperti biasanya, kami kedatangan tamu-tamu yang ingin
belajar lebih dalam tentang mata kuliah MSI ini, mereka adalah kakak tingkat
kami. Kedatangannya walau hanya sebentar (tak selama kami sekelas) namun
mendapat pesan dan kesan yang sangat bermanfaat. Saat aku bertanya kepada salah
satu dari mereka tentang pesan dan kesan selama belajar MSI;
Faisal Abda'u, Gelar semester akhir kini terasa terpampang di pelupuk mata kami, terurut sudah list mata kuliah dengan variasi nilai yang berwarna. Namun ada satu nilai yang seakan menarik mata kami. MSI dengan nilai C sebagai satu-satunya nilai minoritas. Sebuah pilihan wajib bagi kami mengubahnya. Yups, keputusan yang tepat bagi kami untuk melakukan pendalam mata kuliah tersebut. Ekspetasi pembelajan yang teriring dalam benak kami adalah. Datang duduk diam koment - koment dikit, uts lalu uas nilai berubah. Namun sungguh kenyataan berkata lain. Sebuah nama tertulis Dedi Wahyudi dosen pengampu MSI. Siapa beliau? Enam semester sudah kami lalui namun tak pernah tau ada dosen dengan nama tersebut. Sebuah inbox facebook berderik lewat smartphone. Pesan dari dosen Dedi Wahyudi untuk melakukan kunjungan kerumahnya bagi kami kelas pendalam. Kontrak dan sistem pembelajaran sudah di jelaskan diselilingi curhatan pengalaman kami dan beliau. Oke fix, kami gabung dengan kelas pgmi semester satu. Stigma kami akan semester satu adalah masih kekanak - kanakan, ributan, semangat yang menggebu-gebu. Jauh dari psikologi kami yang lebih pengalaman dalam bangku kuliah. Dan ternyata itu benar, seakan melihat nostalgia kami di awal semester yang telah lewat. Perkiraan kami meleset tentang kelas pendalaman. Ternyata hak dan kewajiban di sama ratakan antara kami dan semester satu. Padahal kegiatan sambilan kami jauh lebih banyak. So, beberapa tugas kami abaikan karena ada hal yang lebih urgent. Seperti mengajar di sekolah, privat ,menjalani wiraswasta kami dan lebih penting lagi menyelesaikan proposal dan skripsi kami. Pembelajaran mulai seperti sebuah permainan yang entah bagaimana ini bisa di terapkan. Hingga melakukan pembelajaran lewat medsos. Haduh, Tugas demi tugas bertubi - tubi kami jalani semampu kami, koment fb, artikel, makalah dan bla bla bla... sungguh berat. Tapi keyakinan dan keteguhan kami dalam belajar tidak boleh kalah dengan itu semua, kalimat semangat dan pantang menyerah senantiasa di lontarkan pak Dedi untuk kami. Hingga tersisa empat person kelas pendalaman dari dua puluh lebih person, so.. its no problem. Akhirnya kami tahu bahwa pembelajaran yang di lakukan pak Dedi membuka wawasan dan cakrawala kami akan pembelajaran yang luas. Tidak hanya terpaku pada buku dan papan tulis. Kami mengenal pembelajaran medsos. Tidak menutup diri untuk berekspresi dalam tulisan. Hingga puncak kesuksesan adalah mengerti bahwa dari tulisan dapat mewakili perasaan dan hati yang peka akan lingkungan. Terimakasih pak Dedi we never forget you. Sukron kasiron.
Begitu banyak pesan
dan kesan yang kami dapatkan. Bagiku penulis, pak Dedi adalah dosen yang berbeda
dari yang lain, dosen yang sangat menghargai waktu, dosen yang sangat
menginspirasi. Banyak sekali yang ku dapatkan
selama belajar MSI, bukan hanya materi kuliah yang melekat dalam otak tapi
ilmu-ilmu lain yang ku dapatkan, tentang plagiasi sebagai dosa besar bagi
dunia akademik, teknik menulis dengan (phrase) ini sangat bermanfaat
bagiku pribadi yang bercita-cita menjadi penulis,
tentang pribadi pak Dedi sebagai dosen yang hebat, dosen yang mampu lulus cepat
dengan nilai baik, aktif dalam akademik maupun organisasi, ini sangat
memotivasiku untuk seperti dirinya karena aku juga bercita-cita menjadi dosen.
Kami beruntung
selama satu semester diampu pak Dedi. Maafkan kami jika ada ucapan dan
perbuatan kami yang membuat pak Dedi sedikit marah atau sangat marah. Kami
manusia yang tak pernah luput dari kesalahan. Atas sikap kami yang kurang mengenakkan,
mungkin kami belum sepenuhnya berubah sikap dari siswa ke mahasiswa.
Terimakasih atas segala-galanya ilmu yang sudah diberikan, semoga kami bisa
mengamalkannya dengan baik. Aamiin
#Terimakasih
teman-teman PGMIB “we are the best class”
#Terimakasih
juga untuk kakak-kakak pendalaman “good luck” untuk semester akhirnya.
*Foto sewaktu penutupan mata kuliah MSI
Share This :
comment 0 komentar
more_vert